Peradaban China Kuno

Kota Terlarang (Sumber: Wikipedia)

Geografis

Peradaban China kuno berkembang di Lembah Sungai Kuning (Hwang Ho atau Huang He). Sungai Kuning berhulu di Pegunungan Bayan Har di Provinsi Qinhai, China Bagian Barat, mengalir melalui sembilan provinsi dan bermuara di Laut Bohai. Daerah Aliran Sungai (DAS) Kuning adalah tempat lahirnya peradaban China kuno. Tumbuh dan berkembang membentuk peradaban kompleks yang masih bisa dilihat dan berpengaruh sampai masa sekarang.
Peta Aliran Sungai Kuning (Sumber: Wikipedia)

Kehidupan Politik

Peradaban China kuno dibangun oleh banyak dinasti politik, tapi setidaknya ada tiga dinasti yang berperan besar dalam pembangunan China, yaitu dinasti Shang, Qin, dan Han. Dinasti-dinasti tersebut menjalan sistem pemerintahan yang berbeda. Dinasti Shang dan Zhou misalnya menjalankan sistem pemerintahan feodal, yang berarti urusan pemerintahan diserahkan pada para bangsawan yang diawasi oleh sekretariat negara dan departemen urusan hukum. Sementara itu, dinasti Qin dan Han menjalankan sistem pemerintahan unitaris, dimana raja terlibat langsung dalam urusan-urusan pemerintahan.

Dinasti Xia (2.070-1.600 SM)

Dinasti pertama yang berkuasa di China adalah dinasti Xia, yang berkuasa antara 2.070-1.600 SM menurut penelitian Proyek Kronologi pemerintah China. Pada masa ini berkembang kebudayaan perunggu dan tanda-tanda sistem penulisan modern China.

Dinasti Shang (1.600-1.045)

Setelah dinasti Xia runtuh, dinasti Shang tampil sebagai penguasa. Pada masa dinasti Shang muncul keterampilan membuat kain sutra dan sistem penulisan yang rumit yang membawa mereka ke zaman aksara.

Ciri khas dari masa dinasti Shang adalah artefak unik yang disebut tulang ramalan (oracle bones), yaitu tulang sapi belikat sapi jantan dan tempurung kura-kura berisi tulisan yang digunakan untuk meramalkan masa depan.

Sistem kepercayaan berkembang pada masa ini. Masyarakt menghormati dan menyembah roh nenek moyang dan mempercayai banyak dewa, seperti dewa cuaca dan dewa langit. Dewa tertinggi disebut Shang-Ti.

Dinasti Qin (221-205 SM)

Dinasti Qin berdiri setelah Yin Zhang menaklukan kerajaan-kerajaan di China. Ia menyatukan seluruh suku bangsa di China ke dalam satu entitas nasional dan mengangkat dirinya sebagai kaisar dengan gelar Qin Shi Huang atau Shi Huang Ti yang berarti "Kaisar Pertama."

Ia memerintah secara unitaris dan dibantu oleh tiga mentri utama dan sembilan mentri biasa. Mentri utama terdiri dari Perdana Mentri dan dua wakil sebagai pelaksana militer dan pemeriksa pemerintahan.

Dinasti membangun Tembok Besar (Great Wall) untuk mempertahankan kekuasaan dari invasi bangsa-bangsa di Utara China. Tembok besar memiliki panjang 6.400 KM dan terus dibangun selama 18 abad oleh berbagai dinasti silih berganti.

Shi Huang Ti meninggal pada 205 SM. Ia dimakamkan di Xian. Makamnya "dijaga" oleh ribuan tentara terakota.
Pasukan Terakota Pengawal Kaisar Shi Huang Ti
(Sumber: National Geographic)

Sepeninggal Shi Huang Ti dinasati Qin mengalami kemunduran. Qin Er Shi, sang kaisar pengganti, memerintah dengan lemah dan dikendalikan oleh para penasehatnya, Li San dan Zhao Gao. Wilayah-wilayah bawahan memberontak.

Dalam Pertempuran Julu yang terjadi di wilayah Hebei pada 207 SM, tentara Dinasti Qin di bawah pimpinan Zhang Han kalah melawan pasukan dari wilayah Chu yang dipimpin Liu Bang dan Xiang Yu. Dinasti Qin runtuh. Berdirilah Dinasti Han.

Dinasti Han (206 SM - 220 M)

Kekuasaan Dinasti Han terbagi ke dalam dua periode, yaitu Han Barat (206 SM - 9 M) dengan ibukota Xian dan Han Timur (9 - 23 M) dengan ibukota Luoyang. Pembagian ini terjadi karena Dinasti Han secara singkat pernah digantikan oleh Dinasti Xin.

Awalnya Kaisar Gao (Liu Bang) memerintah secara feodal, tapi kemudian ia memusatkan kekuasaannya mengikuti kebijakan-kebijakan yang diterapkan Shi Huang Ti. Luas kekuasan Dinasti Han sampai ke Korea, Vietnam, dan Asia Tengah.

Perdagangan tumbuh pesat di sepanjang jalur sutra hingga ke Eropa. Pada masa ini Konfusianisme dan Taoisme berkembang.


Sistem Kepercayaan, Religi, dan Filsafat

Dalam kepercayaan bangsa China, dunia merupakan kota segi empat yang ditutupi sembilan lapis langit. Bangsa China tinggal di tengah kotak tersebut, sementara bagian-bagian pinggir ditinggali oleh para hantu dan dewi Pa.

Bangsa China mempercayai banyak dewa. Beberapa dewa dan dewi populer misalnya dewa tertinggi (raja langit) Yuhuang Dadi, dewi welas asih Guanyin, dewa lautan Raja Naga Long Wan, dan sebagainya.

Sejak masa Dinasti Han berkembang ajaran filsafat seperti Konfusianisme dan Taoisme. Konfusianisme adalah ajaran tentang etika dalam hubungan keluarga dan negara. Menurut Konfusian (Kong Hu Cu), pendiri ajaran Kunfusianisme, negara memiliki persamaan dengan keluarga. Raja adalah ayah, dan rakyat adalah anak. Anak harus hormat pada ayah, dan ayah harus melindungi dan mensejahterakan anak.

Menurut Mencius (Meng Tse), murid Konfusian, ajaranya gurunya terlalu berpihak pada kaum bangsawan. Dalam pandangan Mencius, rakyat adalah unsur terpenting dalam negara, dan raja harus bertindak adil terhadap rakyat. Jika raja tidak adil maka ia harus dihukum dan diturunkan dari jabatannya.

Sementara itu, Taoisme adalah ajaran dari Lao Tse dalam kitab Tao Te Ching tentang penekanan keserasian hubungan manusia dengan alam.
Lukisan dari Masa Dinasti Tang berjudul
"Konfusionisme, Taoisme, Buddhisme adalah satu"
Sumber: Wikipedia

Teknologi

Sejak masa Dinasti Han, bangsa China telah mengenal penggunaan kertas sebagai media tulisan. Aksara China yang berbentuk gambar (piktograf) menjadi dasar aksara Jepang dan Korea. China juga lebih dulu menemukan mesin cetak sebelum Johannes Guttenberg pada 1457.

Teknologi pertanian China seperti penggunaan pupuk dan pembuatan gula dari tebu ditiru oleh banyak bangsa lain. China juga terkenal akan sistem pengobatan tradisional yang memanfaatka tanaman-tanaman obat.

Seni bangunan China sangat luar biasa. Tembok Besar berdiri kokoh selama 2.300 tahun. Kota Terlarang (Forbidden City) digunakan sebagai istana kekaisaran selama 500 tahun, sejak masa Dinasti Ming hingga kaisar terakhir Dinasti Qing.
Bagian Tembok Besar yang dibangun Dinasti Ming (Sumber: Wikipedia)

Untuk mengatur pertanian dan pelayaran, bangsa China memanfaatkan ilmu astronomi. Astronomi kemudian berkembang menjadi astrologi, yang digunakan untuk meramalkan masa depan manusia.

Bangsa China juga terkenal akan gastronominya, atau ilmu yang mempelajari hubungan makanan dan budaya serta seni masak memasak serta cara menyajikan dan menikmati makanan. Gastronomi China berpengaruh terhadap Indonesia, dengan adanya kuliner Indonesia seperti mie ayam, kwetiau, siomay, dan sebagainya.
Kuliner Tionghoa-Indonesia (Sumber: Wikipedia)


*Disarikan dari berbagai sumber

*****


INSTRUKSI PEMBELAJARAN

Setelah membaca pengantar materi di atas, kalian memiliki gambaran mengenai Peradaban China Kuno. Untuk memahami lebih dalam, silahkan pelajari buku Sejarah halaman 292-300, dan lakukan penelusuran lebih jauh di halaman Ancient China Encyclopedia Ancient History. Garis waktu atau kronologi sejarah China yang lengkap bisa dipelajari pada China: Timeline kanal History.

Selanjutnya unduh lembar kerja di sini: Lembar Kerja Peserta Didik. Pelajari instruksi yang ada di dalamnya, kemudian kerjakan. Setelah selesai, silahkan unggah di sini: Formulir Unggah

Setelah mengerjakan LPKD, tuntaskan dengan menjawab latihan soal berikut: Latihan Soal

Jika ada pertanyaan tentang materi, sampaikan di kolom komentar. Untuk hal-hal teknis menyangkut pengerjaan dan pengumpulan tugas dan latihan soal, silahkan tanyakan di grup WhatsApp.

Selamat belajar!


1 komentar

  1. Maaf pak saya mau nanya apa hubungan jumlah populasi China yang sangat besar seperti sekarang dengan peradaban China kuno?

    Itisham xss

    BalasHapus


EmoticonEmoticon